
Dalam kehidupan
kita di dunia ini tentunya kita tidak akan bisa lepas dari berbagai ujian
kehidupan yangkita alami,baik itu ujian yang sifatnya baik dan menyenangkan
hati kita maupun ujian yang sifatnya buruk dan sangat tidak kita sukai. Semua
hal tersebut sebetulnya merupakan
sunnatullah,
karena pada hakikatnya Allah SWT akan memberikan ujian kepada setiap
makhluk-Nya dengan kebaikan dan keburukan (Lihat ; Q.S Al-Anbiya ayat 35).
Allah SWT pun sudah memberikan ketetapan pada
setiapkejadian yang kita alamidisertai denganhikmah yang terkandung di
dalamnya.Semua hal yang telah terjadi maupun sesuatu yang belum terjadi pada
diri kita telah ditetapkan dan dituliskan Allah SWT dalam
Lauhul Mahfudz.Dalam Surat Al-an’am ayat ke-59 Allah SWT berfirman
;
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua
yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia
mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang
gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun
dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
Di ayat yang
lain Allah juga menjelaskan bahwasanya Dia-lah yang langsung menjadi saksi atas
segala kejadian yang kita alami serta perbuatan yang kita lakukan. Tepatnya
pada surat Yunus ayat ke-61, Allah SWT berfirman ;
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan
tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu
pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya.Tidak
luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di
langit.Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu,
melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”.
Begitu pula
dengan takdir yang kita terima.Semata-mata takdir tersebut merupakan kehendak
Allah SWT atas reaksi dari sunnatullah
yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk peristiwa atau ujian kehidupan yang
sifatnya baik maupun buruk. Sebagai seorang mu’min, tentunya kita harus percaya
atas qadha & qadar yang telah ditetapkan Allah SWT, baik itu yang sifatnya
menyenangkan maupun yang sifatnyatidak
kita sukai karena hal tersebut merupakan salah satu rukun iman dari pokok-pokok
ketauhidan. Sebagai permisalan contohnya, ada seseorang yang di usia mudanya
begitu kaya raya dan merasa kuat perkasa, tapi pada saat usianya sudah tua
renta, ia terpuruk jatuh dalam kemiskinan. Ada pula yang pada awalnya hidup
dalam penuh kesengasaraan, setelah bersungguh-sungguh berusaha pada akhirnya ia
pun memperoleh kebahagiaan dan kesuksesan. Masih banyak contoh-contoh lain dari
bentuk-bentuk takdir yang dengan mudah dapat kita temui dari kehidupan kita
sendiri maupun pengalaman orang lain.
Jika dicermati
lagi, pada dasarnya kita sebagai makhluk-Nya yang lemah tidaklah mengetahui
apapun tentang takdir dan nasib kehidupan yang telah kita jalani sampai saat
ini.Namun, sebagaimana contoh kedua yang telah disampaikan sebelumnya, kita
masih bisa merubah takdir& nasib buruk kita jika kita benar-benar mau
berusaha dan berubah menjadi lebih baik.Kitalah yang menjadi pemeran utama
dalam hidup kita.Kehidupan kita tidak akan berubah sedikit pun selain diri kita
yang mengubahnya.Walaupun kita hidup dalam kemiskinan dan serba kesulitan misalnya,
bisa jadi hal tersebut merupakan ujian dari Allah agar kita senantiasa mau
berusaha dalam mencari rizki dan tidak cepat putus asa ataskemalangan yang
menimpa kita. Ataupun jika kita diserang suatu penyakit, bisa jadi Allah SWT
ingin mendekati hamba-Nya tersebut agar ia selalu ingat pada-Nya ataupun
sebetulnya Allah ingin menggugurkan dosa-dosa kita atas kesabaran kita dalam
menghadapi penyakit yang kita derita. Bahkan, jika kita hidup dalam kekayaan
dan bergelimang harta sehingga hidup kita merasa nyaman karenanya, boleh jadi
hal tersebut merupakan cobaan dari Allah SWT apakah kita termasuk hamba-Nya yang
bersyukur atau malah kita menjadi kufur atas nikmat yang telah diberikan
oleh-Nya.Oleh karenanya, kita harus selalu berikap optimis dalam menjalani
hidupdengan selalu berbaik sangka kepada Allah SWT serta meyakini dengan ikhlas
bahwasanya Allah SWT telah menyiapkan skenario terbaik bagi hidup kita.
Hidup kita yang
tekadang berada di bawah dan di atas, atau kadang berada dalam posisi basah
atau kering, kadang berada dalam suasana menyenangkan atau menyesakkan, sudah
seyogyanya membuat kita harus lebih yakin bahwa di balik persoalan dan
probelamtika kehidupan selalu ada hikmah dan sisi positif yang dapat diambil.Namun
realita yang terjadi di masyarakat saat ini begitu memilukan.Betapa banyak kita
melihat saudara-saudarakita yang merasa putus asa, galau, dan risau atas
persoalan hidup yang tengah dihadapinya.Tidak sedikit yang mengambil jalan
pintas dengan mengakhiri hidup secara mengenaskan.Ada yang gantung diri karena
takut miskin; ada yang memotong urat nadi karena malu diolok-olok belum punya
pacar; ada pula yang bakar diri dengan mengajak anaknya yang masih kecil karena
problem ekonomi, dan sebagainya.Padahal Rasul jelas-jelas memberi nasihat yang
artinya, “Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal kecuali ia dalam keadaan
berbaik sangka kepada Allah SWT”.
Sikap berbaik
sangka terhadap qadha dan qodhar Allah adalah sikap yangharus dimiliki oleh
orang yang beriman.Namun bagaimanakah caranya agar kita mampu berbaik sangka
atas apa yang terjadi dalam hidup kita yang tak lain adalah qadha dan qadar
Allah SWT?. Berikut ini, kami sampaikan sedikit tips agar kita senantiasa
berbaik sangka atas segala bentuk ujian yang kita alami dalam kehidupan ini.Pertama,
yakinlah bahwa ujian yang terjadi semuanyaadalah kehendak Allah SWT.Berbagai
macam ujian dan cobaan yang kita rasakan, baik itu yang sifatnya bagus ataupun
buruk merupakan suatu tanda bahwa Allah-lah yang berhak untukmemuliakan atau
menghinakan semua ciptaan-Nya.Kedua, yakinlah bahwaAllah Maha Suci dari
perbuatan dzalim terhadap hamba-Nya.Dibalik kepahitan hidup yang kita rasakan terhimpun
kasih sayang yang senantiasamemancar.Ketiga, yakinlah bahwa setiap keputusan
dan ketetapan sudahdiukur oleh-Nya. Dia Maha Tahu akan kemampuan dan kekuatan
yang dimiliki olehmakhluk-Nya sehingga Dia tidak akan mungkin mencelakakan
makhluk-Nya. Keempat, yakinlahbahwa setiap ujian ada akhirnya.Sebagaimana kita
ketahui, dunia ini bersifat fana.Semua kelezatan dan nikmat yang ada di dunia
ini hanya bisa kita rasakan sementara saja.Setiap ujian hidup yang menimpa
kita, hendaknyamenjadi sinyal bahwa apa yang kita miliki didunia ini tidak akan
abadi, semuanya akan sirna. Kelima, yakinlah bahwa ujian yang menimpa kitaakanmendatangkan
hikmah yang sangat dalam bagi sebagai sarana muhasabah dan intropeksi diri agar
kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Percayalah ketika Allah
SWTmemberikan ujian pada kehidupan kita, Allah SWT sebenarnya juga sudah
mempersiapkan pahala dankeuntungan kepadahamba-Nya yang telah berhasil menghadapi
ujian tadi.
Selain itu, kita
harus yakin bahwa ujian yang Allah berikan tidak lain hanyalahuntuk kebaikan
hamba-Nya. Jangan resah dengan ujian yang menimpa danjangan mengeluh dengan
kegetiran yang bertubi-tubi, karena sesungguhnyaAllah SWT jika mencintai suatu
kaum maka Allah akan mengujinya. Barangsiapa rela dengan ujian itu maka dia
akan memperoleh ridha-Nya, danbarang siapa membenci ujian yang datang
kepadanya, maka akan memperolehmurka-Nya. Oleh karenanya, mari kita
memupuksikap berbaik sangka kepada Allah SWT dan yakinlah bahwadibalik ujian
ada hikmah yang sudah Allah SWT persiapkan bagi kita.
Wallahu'alam bis showaab
0 komentar:
Share is caring, Silahkan berbagi apa saja di sini.