Seringkali wanita berumah tangga dihadapkan pada pilihan meneruskan karir atau menjadi ibu rumah tangga. Apapun pilihan yang diambil, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan para mommies dengan mendalam.
Bunda Bekerja atau Di Rumah ?
Bismillahirrahmanirrahim
Seringkali wanita berumah tangga dihadapkan pada pilihan meneruskan karir atau menjadi ibu rumah tangga. Apapun pilihan yang diambil, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan para mommies dengan mendalam.
Seringkali wanita berumah tangga dihadapkan pada pilihan meneruskan karir atau menjadi ibu rumah tangga. Apapun pilihan yang diambil, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan para mommies dengan mendalam.
Biasanya beberapa alasan yang menyebabkan wanita memilih menjadi
wanita karir, diantaranya adalah penghasilan suami yang belum memadai, sehingga
merasa perlu bekerja agar keuangan keluarga bisa tercukupi. Atau karena
berpendidikan tinggi, sehingga bekerja selain sebagai aktualisasi diri juga
agar memiliki kebebasan jika ingin melakukan sesuatu yang berisiko pada
terganggunya masalah finansial. Ingin bisa lebih memberi bagi orang tua, tanpa
merepotkan suami atau membelikan sesuatu bagi keponakan, atau lasan lain
seperti memberikan hadiah bagi diri sendiri (ini kalimat lain dari belanja,
hehehe).
Bekerja bagi sebagian perempuan juga bisa diartikan untuk menambah
wawasan, menambah pengalaman, menarik juga karena mau engga mau berhadapan
dengan banyak manusia. Kesempatan untuk belajar terbuka lebar. Selain itu
bekerja juga untuk memberi nilai tambah di mata keluarga. Dan tidak sedikit
yang memilih menjadi wanita karir ketimbang ibu rumah tangga, lebih karena
menghindari kejenuhan dan suasana di rumah yang melulu itu-itu saja.
Di mata sebagian ibu rumah tangga, teman-teman mereka sesama
mommies yang bekerja dianggap lebih beruntung. Padahal tantangan berat bagi
para ibu yang bekerja untuk bisa menambah kualitas hubungan dengan anak-anak
dan suami, dalam pertemuan yang terbatas, dan seringkali sisa-sisa tenaga.
Tapi alasan lain sebagian wanita yang memilih menjadi ibu rumah
tangga pun tak kalah menariknya. Mereka memilih tinggal di rumah selain karena
alasan ideologis, juga karena ingin meluangkan waktu sebaik mungkin dalam
mengurus suami dan mengasuh anak-anak, dengan kondisi tubuh dan pikiran tak
terbagi.
Ada juga hal-hal yang berkebalikan dengan alasan wanita yang
memilih berkarir atau bekerja. Seperti, penghasilan suami yang sudah cukup
memadai, sehingga bekerj di luar rumah adalah hal yang dirasa belum saatnya,
dan malah sama sekali tidak perlu.
Atau bisa jadi pilihan menjadi ibu rumah tangga karena tidak suka
diatur-atur oleh orang lain, atasan misalnya. Atau kemungkinan cekcok dengan
teman sekantor. Bisa juga karena suami tidak menginginkan bekerja. Atau mungkin
karena alasan kesehatan.
Namun intinya, menjadi ibu rumah tangga tidak perlu merasa rendah
diri, apalagi hidup dengan perasaan iri hati kepada para ibu yang bekerja. Sebab
hal yang tidak bisa dinilai dengan apapun adalah jika kita bisa memberi
perhatian pada anak sehingga tumbuh dan berkembang dengan baik, serta tujuan
membentuk keluarga yang sakinah dapat tercapai.
Karir yang melesat dengan cepat, penghasilan besar dan kedudukan
yang tinggi menjadi ukuran-ukuran yang bersifat artifisial jika kita gagal
memberi pengaruh yang baik pada anak atau keluarga. Tentang perasaan iri kepada
ibu yang bekerja, jangan salah, tidak sedikit dari mereka yang justru sangat
ingin menjadi ibu rumah tangga yang full time di rumah, sehingga bisa menemani
anak-anak lebih sering.
Pun dengan perkembangan teknologi yang kian maju, jika tetap mau
bekerja bahkan mengembangkan karir atau mengaktualisasikan diri dan memberi
kontribusi sosial, sebenarnya bisa dilakukan di rumah. Dan semua itu dapat
dilakukan tanpa mengorbankan anak dan kepentingan anggota keluarga lainnya. Buku-buku
tentang bagaimana bekerja dari rumah, saat ini juga cukup banyak di pasaran. Barangkali
bisa menjadi alternative bagi sesama ibu yang saat ini masih bekerja dan ingin
suatu hari bisa membuka usaha di rumah, untuk mulai membuat langkah-langkah
investasi/perencanaan ke arah sana.
Bagi ibu rumah tangga full time, beberapa hal yang bisa dilakukan
agar menjadi ibu rumah tangga yang bahagia namun tetap cerdas adalah banyak
membaca dan menyerap ilmu pengetahuan yang bersumber dari buku-buku atau
memilih tontonan televise atau siaran radio yang bermutu. Dengan begitu kita
akan selalu berpikir kreatif dan bisa mengembangkan hobi-hobi baru yang
inovatif, baik secara sendiri maupun bersama ibu-ibu lain yang tinggal dekat
dengan kita.
Jangan lupa untuk selalu mensyukuri apa yang ada. Percaya Allah
sudah memberikan karunia terbaik, maka tugas kita untuk menjaga amanah itu
sebaik-baiknya. Hindari membanding-bandingkan diri, anak-anak atau kondisi dan
pekerjaan suami denga keluarga lain. Sebab yang baik dan bagus bagi orang lain,
belum tentu bagus dan cocok untuk diri kita.
Terakhir, bekerja atau full time di rumah, apa pun, jika dijalani
dengan keikhlasan dan tetap dalam rambu-rambuNya, semoga bernilai ibadah yang
menjadi tambahan kebaikan bagi bekal kita saat menghadapNya. Amin…
Sumber: Buku Sakinah Bersamamu, Belajar Bijak Berumah Tangga
Melalui Cerita. Karya Asma Nadia.
Artworker: LDK Al-Iqtishod
LDK Al-Iqtishod adalah Lembaga yang menaungi seluruh kegiatan dakwah islamiyah untuk menegakkan Tauhid dan Sunnah, serta mengajak kepada Amar Maruf Nahi Munkar di lingkup civitas Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia khususnya dan di Bumi Allah umumnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Share is caring, Silahkan berbagi apa saja di sini.