Mengenal Lebih Dekat dengan Hari Kasih Sayang
Bismillahirrahmanirrahim
Siapa yang tidak kenal dengan Hari Kasih Sayang atau yang dalam
bahasa Inggris disebut dengan nama Valentine’s Day ?
Umumnya masyarakat dunia pasti sangat familiar dengan momen yang
dikeramatkan pada setiap tanggal 14 Februari ini, terkhusus bagi kalangan anak
muda yang kerap kali menjadikan hari ini sebagai hari yang tepat untuk
menyatakan rasa sayang atau cinta pada pria/wanita yang ia idam-idamkan.
Ada banyak sumber yang menceritakan asal mula terciptanya hari ‘spesial’
tersebut. Dan sumber-sumber tersebut juga menceritakan kisah ini dengan alur
cerita yang berbeda-beda. Akan tetapi dari semua kisah itu, satu hal yang
disepakati adalah bahwa Hari Kasih Sayang memiliki keterkaitan dengan
dewa-dewa.
Melalui tulisan ini, saya akan melampirkan ulasan sejarah hari
kasih sayang berdasarkan versi Romawi dan Yunani.
Bersumber
dari rumaysho.com, peristiwa sejarah ini dimulai ketika dahulu kala bangsa
Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan
Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa
Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta
(queen of feverish love) Juno
Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak.
Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar
harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan
obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia
dari gangguan serigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan
kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu
akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika
agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para
tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa
Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau
Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I
(The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan
lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi
Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk
menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book
Encyclopedia 1998).
Kisah versi lainnya, bersumber pada
islampos.com, Sejarahwan menyebutkan bahwa titik
awal Valentine day berasal dari era Yunano Kuno, dimana menurut kalender Yunani
kuno, pertengahan bulan Februari adalah hari penghormatan terhadap pernikahan
dewa mereka, Dewa Zeus dengan Hera. Itulah mengapa pada pertengahan Februari
selalu dilakukan pesta pora memeriahkan hari kasih sayang para dewa mereka.
Sejarah terus bergulir, sampai
pada masa masa keemasan agama Katolik di Eropa, saat Paus Gelasius I, pada
tahun 496 menetapkan tanggal 14 Februari sebagai hari untuk mengenang jasa-jasa
santo Valentinus, walau disebutkan bahwa Paus Gelasius I tidak mengetahui
martir bernama santo Valentinus.
Untuk memperkuat legenda Santo
Valentinus ini, tulang belulang dari makam Santo Hyppolytus yang berlokasi di
Tibertinus dekat Roma, disebutkan sebagai kerangka jenazah St. Valentinus.
Kemudian kerangka itu dimasukkan dalam peti terbuat dari emas dan ditempatkan
di gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia oleh Paus
Gregorius XVI pada tahun 1836. Hingga sekarang, peti jenasah terbuat dari emas
yang berisikan kerangka itu setiap tanggal 14 Februari selalu banyak diziarahi
oleh pemujanya, kemudian diadakan misa khusus untuk memberkati para muda-mudi
yang tengah mabuk asmara.
Legenda Santo Valentinus yang
mengusung perayaan hari Valentine Day dihapus dari kalender gerejawi pada tahun
1969 dalam rangka menghapuskan santo-santo gadungan yang tidak dikenal
asal-usulnya.
Namun kata “Valentine Day”
sendiri baru tersebutkan secara tertulis pada abad pertengahan (sekitar abad
14) lewat karya sastra Geoffrey Chaucer pada abad ke-14 yang berjudul Parlement
of Foules (Percakapan Burung-Burung), berikut ini kutipannya :
“For this was sent on Seynt
Valentyne’s day
When every foul cometh there to
choose his mate.”
Pada era itu, setiap tanggal 14,
pasangan-pasangan kekasih saling menukarkan catatan atau surat-surat cinta, dan
menyebut pasangannya sebagai “My Valentine”.
Demikian ulasan dua versi kisah asal muasal terciptanya Hari Kasih Sayang. Semoga dapat bermanfaat, menjadi bahan pertimbangan sebelum melakukan suatu perbuatan yang digemari dan dilakukan oleh orang-orang non muslim serta menjadi bahas muhasabah saat sudah melakukannya. Wallahu a'lam.
Artworker: LDK Al-Iqtishod
LDK Al-Iqtishod adalah Lembaga yang menaungi seluruh kegiatan dakwah islamiyah untuk menegakkan Tauhid dan Sunnah, serta mengajak kepada Amar Maruf Nahi Munkar di lingkup civitas Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia khususnya dan di Bumi Allah umumnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Share is caring, Silahkan berbagi apa saja di sini.