DIREKSI
Al-Iqtishod : “Pemimpin Wajib Muslim: antara
Dogma, fakta dan realita”
Sentul, 22 November 2016
Lembaga Dakwah Kampus Al-iqtishod kembali menggelar
kajian rutin selasa yang biasa dilakukan oleh Divisi Kalam. Salam hangat yang
diberikan oleh Divisi kalam Al-iqtishod kali ini memberikan menumbuhkan kobaran
semangat dan geliat untuk berada di majelis ilmu kepada para kader dan jamaah
setia kajian ini.
Pada kesempatan kali ini juga divisi kalam memberikan
tema yang berbeda dan sangat menginspirasi yaitu Pemimpin Wajib Muslim:
antara Dogma, Fakta, dan Reaita. Untuk mengetahui lebih jelas juga
mengingatkan kita kembali pada peristiwa besar yang baru dialami oleh umat
islam di Indonesia, yaitu AKSI DAMAI 411. Peristiwa ini sangat berkaitan
dengan Al-Maidah: 51 yang didalmnya menjelaskan bahwa Pemimpin Itu Wajib
MUSLIM!
Tema DIREKSI yang luar biasa kali ini disampaikan oleh Ust. Syuhada yang seperti biasa
berpusat di Lantai 2 Masjid Andalusia Islamic Centre. Beliau merupakan pimpinan ponpes Az-Zikra yang merupakan
korlap Az-Zikra aksi 411, dan selalu ikut dalam koordinasi dengan pusat GNPF
(Munarman) sebagai korlap pusat. pembicara yang runut menjelaskan tentang kisah Nabi Adam AS dalam ayat al-qur’an yang
berkesinambungan dengan karakter pemimpin Indonesia sekarang.
Berikut
Notulensi Kajian DIREKSI LDK Al-Iqtishod
Dalam Islam pemimpin disebut dengan
Khalifah. Secara istilah Khalifah adalah orang
yang bertugas menegakkan syariat Allah SWT, memimpin kaum muslimin untuk
menyempurnakan penyebaran syariat Islam dan memberlakukan kepada seluruh kaum
muslimin secara wajib, sebagai pengganti kepemimpinan Rasulullah SAW.
Dalam kepemimpinan sendiri, ust. Syuhada
memberikan penjelasan tentang arti dari kepemimpinan itu sendiri dengan merujuk
kepada kisah Nabi Adam As yang ada di dalam al-qur'an. Dari awal penciptaan
nabi Adam sampai di keluarkannya dari surga untuk menjadi khalifah Allah di
bumi.
Ø Al-Baqarah (30-35)
menjelaskan tentang penciptaan Adam, kenikmatan di Syurga, Malaikat bersujud
kepada Adam, Penolakan dan kesombongan Iblis juga larangan untuk mendekati
sebuah pohon.
Ø Thaha (117) Allah
berfirman bahwa Iblis adalah musuh bagi Adam dan Isrinya, peringatan agar tidak
terjerusmus dalam tipu daya iblis sehingga dia bisa mengeluarkan mereka berdua
dari Syurga.
Di
dalam ayat ini sama halnya dengan proses yang terjadi di pengadilan si penista
agama (Ahok), didalamnya terdapat juru bicara
memberikan kesaksian yang menjerumuskan secara halus yang membuat
pengadilan berfikir dua kali untuk menindak lanjuti kasus ini. Tetapi dengan
pertolongan Allah, Allah memberikan kemudahan-kemudahan dengan menghadirkan
para saksi dan juru bicara yang berbalik memihak kepada umat islam di
pengadilan.
Ø Al-A’raf (20-22)
menjelaskan tentang kerja setan dalam menjerumuskan adam dan hawa dengan tipu
daya halus yang digunakan iblis untuk mendekati pohon yang dilarang oleh Allah
sehingga setan berhasil membujuk maka tampaklah aurat mereka.
Ø Al-Baqarah (38) Proses
dikeluarkannya Adam dan Hawa dari Syurga. Allah berfirman” Turunlah kamu semua
dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-KuSiapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, Tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.”
Ø Al-Ahzab (72) ketika
Adam sudah turun ke bumi dan menerima amanat dari Allah untuk menjadi khalifah
dimuka bumi.
Ø Adz-Dzariyat (56)
menjelaskan tentang perintah untuk beribadah kepada Allah
Ø Fathir (39) Allah
berfirman “Dialah yang menjadikanmu sebagai khalifah-khalifah di bumi. Barang
siapa kafir, maka (akibat) kekafirannya akan menimpa dirinya sendiri. Dan
kekafiran orang-orang kafir itu hanya menambah kemurkaan disisi Tuhan mereka. Dan
kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah kerugian mereka belaka.”
Ø Luqman (20)
Ø Annisa (59) Perintah
untuk menaati Allah, Rosul, dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan). Jika terjadi
perbedaan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah (Al-qur’an)
dan Rosul ( Hadits). Karena pemimpin yang utama adalah Allah SWT.
Hakikat Kepemimpinan:
1. Kepedulian
2. Amanah dan Tanggung
jawab (At-Taubah:128)
3. Pengorbanan
4. Kerja Keras
5. Pelayanan
6. Keteladanan dan
Kepeloporan
“Jika amanat sudah
disepelekan maka tunggulah waktunya”---(HR. Bukhori 6015)
Kesimpulan : Al-Quran dan Hadits
sebagai pedoman hidup umat Islam sudah mengatur sejak awal bagaimana seharusnya
kita memilih dan menjadi seorang pemimpin., kepemimpinan dalam pandangan
Al-Quran bukan sekedar kontrak sosial antara sang pemimpin dengan
masyarakatnya, tetapi merupakan ikatan perjanjian antara dia dengan Allah swt.
Kepemimpinan adalah amanah, titipan Allah swt, bukan sesuatu yang diminta
apalagi dikejar dan diperebutkan. Sebab kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan
wewenang yang gunanya semata-mata untuk memudahkan dalam menjalankan tanggung
jawab melayani rakyat. Pemimpin juga dituntut untuk memahami kehendak dan memperhatikan
penderitaan rakyat. Sebab dalam sejarahnya para rasul tidak diutus kecuali yang
mampu memahami bahasa (kehendak) kaumnya serta mengerti (kesusahan) mereka.
Red: Divisi Syiar LDK Al-Iqtishod
0 komentar:
Share is caring, Silahkan berbagi apa saja di sini.