Tampilkan postingan dengan label Disdus. Tampilkan semua postingan
PRESS RELEASE DISDUS
ใ คAliqtishod.com-Sentul, 20 November 2019/ 24 Rabiul Awal 1441 H
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Diskusi Solutif, Seputar Dunia Muslimah (DISDUS) ialah suatu kegiatan diskusi serta kajian untuk muslimah, yang memiliki tujuan membentuk kepribadian muslimah yang tangguh, cerdas, mandiri, inklusif, & profesional.
ใ คใ คใ คใ คใ คใ คใ คใ คใ คใ คใ คใ ค
Disdus kali ini mengusung tema "Healthy Scincare Tips" bersama Wardah Beauty Agent (Bogor) yang dilaksanakan di Kampus IAI TAZKIA (Ruang 1.12), pada hari Rabu, 20 November 2019. Dengan diadakannya Disdus ini diharapkan kepada setiap muslimah yang hadir bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat, serta dapat mengetahui cara menjaga dan merawat kesehatan kulit sebaik-baiknya.
Akhwat fillah, hal yang penting untuk diketahui adalah bagaimana cara kita mengenali jenis kulit wajah karena dapat berpengaruh dalam pemilihan produk dan perawatan yang tepat untuk wajah. Nah, ada 4 jenis kulit wajah, yaitu
1. Normal Skin: kulit sehat, tidak memiliki masalah apapun.
2. Oily Skin: kulit selalu mengkilap dan basah, pori-pori besar.
3. Dry Skin: Kulit terasa kencang, kering, bahkan bersisik.
4. Combination Skin: Terkadang normal, kering, dan berminyak di area T-zone ataupun kering dan normal di area lain.
Dengan mengenali jenis kulit wajah, kita dapat memilih produk-produk yang sesuai dengan jenis kulit seperti Ph balance, krim siang mengandung sun screen, dan lainnya.
Selain merawat kulit wajah dengan produk kecantikan, menjalankan pola hidup sehat pun menjadi kunci utama. Jangan lupa untuk menghindari paparan sinar matahari langsung pada jam tertentu, dan yang terpenting pilihlah produk yang tepat. Jadi, jangan malas untuk merawat kesehatan kulit karena kulit juga mempunyai hak untuk dirawat.
Sekian, Semoga bermanfaat
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Red : Tim Pers Syiar LDK Al-Iqtishod
[PRESS RELEASE] DISDUS PERDANA
Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarokatuh.
Diskusi Solutif Seputar Dunia Muslimah atau yang biasa dikenal dengan "Disdus" kembali diadakan di kepengurusan yang baru. Dalam kajian rutin rabu sore ini pengurus LDK Al-Iqtishod mengundang Ukh. Ummay Nur Falah yang merupakan Kaput dari da'i muda cordofa.
Seperti agenda sebelumnya acara disdus ini dimulai ba'da Ashar sampai dengan selesai. Dengan mengusungkan tema yang sangat menginspirasi "Karakteristik Akhwat Dambaan Ummat".
Sebenarnya bagaimana sih karakteristik muslimah dambaan ummat? Apakah yang mempunyai banyak followers dan likes di instagram? Atau yang cantik dan gemar selfie?
Tentu bukan sholihah... Karakteristik muslimah dambaan ummat adalah mereka yang memiliki 10 hal dalam dirinya. Apa saja itu?
- Qawiyul Jism (Jasmani yang kuat), siapa bilang muslimah itu lemah, muslimah juga harus memiliki jiwa dan jasmani yang kuat lagi sehat. Caranya adalah dengan rajin berolah raga dan memperhatikan makanan yang dia makan.
- Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
- Sahuh Al-Ibadah (Ibadah yang benar)
- Matin Al-Khuluq (Akhlaq yang kokoh)
- Mutsaqaf Al-Fikr (Berintelektual)
- Mujahid Linafsih (Dapat melawan hawa nafsu)
- Harish 'ala waqtih (Pandai memanajemen waktu)
- Munazham fi syu'unih (Teratur dalam suatu urusan)
- Qadir 'ala Al-Kasbi (Mandiri)
- Nafi lil Ghairih (Bermanfaat bagi orang lain)
Sekian, Semoga bermanfaat
Barakallahufiikum
Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarokatuh.
Tim Pers,
Syiar Creative
DISDUS #3
DISDUS Al-Iqtishod : "Ibuku Seorang Murobbi"
Sentul, 07 Desember 2016
“Imam Syafii hebat karena Ibunya seorang Murabbiyah” Itulah salah satu
statement singkat yang diberikan oleh Usth. Fauziah, S.Pd.I., M.Pd. Selaku
pembicara pada acara Disdus kali ini. Rabu, 7 Desember 2016, Divisi Annisa
kembali mengadakan acara rutin bulanannya yang diselenggarakan di ruang 1.3
pukul 16:00 WIB, dikampus tercinta kita STEI TAZKIA.
Acara Disdus pada kesempatan kali ini mengusung tema “Ibuku Seorang Murabbi”.
Terlihat sekali antusias yang berbeda dari para akhwat, mereka terlihat sangat
penasaran akan kandungan dari isi tema disdus ini. Faktor lain yang membuat
para akhwat ini bersemangat adalah gertakan dari usth. Fauziah itu sendiri.
Beliau memiliki selera humor yang sangat baik, disetiap materi yang beliau
sampaikan selalu ada selingan-selingan humor membuat seisi ruangan 1.3 terasa
lebih hangat dan penuh akan tawa.
Acara Disdus ini dibuka dan di bawakan oleh Ukh. Sinda selaku Mc. Selanjutnya
pembacaan ayat suci Al-qur’an oleh Ukh. Farah. Agenda berikutnya Mc langsung
memberikan kesempatan kepada pembicara untuk memberikan materi-materi, diawali
dengan dibacakannya biografi dari pembicara itu sendiri.
Di awal acara, pembicara bercerita tentang Imam Syafi’i dan keberhasilan
seorang ibu dari imam besar tersebut. Sebelumnya, ada baiknya kita mengenal
lebih dekat sejarah dari Imam Syafi’i.
Imam Syafi’i memiliki nama asli Abu
Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi. Beliau dilahirkan di Askhelon, Gaza,
Palestina. Dan meninggal di fusthat, Mesir. Beliau adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab
Syafi'i. Imam Syafi'i
juga tergolong kerabat dari Rasulullah, ia termasuk dalam Bani
Muththalib, yaitu
keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Muhammad.
Cerita singkat tentang kelahiran imam syafi’i.
Idris bin Abbas menyertai
istrinya dalam sebuah perjalanan yang cukup jauh, yaitu menuju kampung Gaza, Palestina, di mana saat itu umat
Islam sedang berperang membela negeri Islam di kota Asqalan.
Pada saat itu Fatimah
al-Azdiyyah sedang mengandung, Idris bin Abbas gembira dengan hal ini, lalu ia
berkata, "Jika engkau melahirkan seorang putra, maka akan kunamakan
Muhammad, dan akan aku panggil dengan nama salah seorang kakeknya yaitu Syafi'i
bin Asy-Syaib."
Akhirnya Fatimah melahirkan di Gaza, dan terbuktilah apa yang dicita-citakan
ayahnya. Anak itu dinamakan Muhammad, dan dipanggil dengan nama
"asy-Syafi'i".
Kebanyakan ahli sejarah berpendapat bahwa Imam
Syafi'i lahir di Gaza, Palestina, namun
di antara pendapat ini terdapat pula yang menyatakan bahwa dia lahir di Asqalan; sebuah
kota yang berjarak sekitar tiga farsakh dari Gaza. Menurut para ahli sejarah
pula, Imam Syafi'i lahir pada tahun 150 H, yang mana pada tahun ini wafat pula
seorang ulama besar Sunni yang
bernama Imam Abu Hanifah.
Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Sesungguhnya
Allah telah mentakdirkan pada setiap seratus tahun ada seseorang yang akan
mengajarkan Sunnah dan akan menyingkirkan para pendusta terhadap Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wassalam. Kami berpendapat pada seratus tahun yang pertama
Allah mentakdirkan Umar bin Abdul Aziz dan pada seratus tahun berikutnya Allah
SWT menakdirkan Imam Asy-Syafi`i." (Sumber: Wikipedia).
Berikut Hasil Notulensi Kajian Rutin Bulanan
Disdus Annisa LDK Al-Iqtishod
Imam Syafi’i sudah hafal Al-qur’an sejak usia 7 tahun, menghafal ribuan
hadits sejak usia 9 tahun, dan menjadi mufti (Imam besar) sejak usia 14 tahun
(Sebelum baligh). Singkat cerita, ketika itu Imam Syafi’i mengajarkan
murid-murid yang umurnya lebih tua diatas beliau. Pada saat itu Imam Syafi’i
sedang mengajar di bulan ramadhan, Imam
Syafi’i meminum satu gelas air. Lalu, muridnya bertanya kepada Imam Syafi’i. “Kenapa
engkau meminum segelas air dibulan ramadhan?”. Imam Syafii menjawab: “Saya
minum karena saya belum baligh seperti kalian.” Bisa dibayangkan di umur 14
tahun, Imam syafi’i sudah menjadi imam besar dan mengajarkan ilmunya kepada
orang-orang yang sejatinya berusia lebih tua diatas beliau.
Imam Syafi’i adalah anak dari Fatimah Binti Ubaidillah, Istri dari Idris bin Abbas, seorang pemuda Wara’. Fatimah binti Ubaidillah adalah seorang wanita yang
senantiasa menjaga kebersihan dan kesuciaannya lahir dan batin. Ia juga seorang
wanita yang senantiasa menjaga kehalalan setiap makan dan beliau juga selalu memilihkan sekolah dan guru
terbaik.
Ibu itu adalah Murobbiyah. Apa itu
Murobbiyah?
1. Murobbiyah adalah Ustadzah yng artinya
Madrasatul Ula bagi anaknya. Seorang ibu sangat berperan bagi perkembangan
anaknnya dimasa yang akan datang dalam mengajarkan agama, sholat, tauhid, mengaji
dan wudhu sejak dini. Untuk itu perbaiki ibadah kita dan amalan-amalan kita
dari sekarang, untuk mempersiapkan diri kita menjadi ibu yang baik bagi
anak-anak kita nanti.
2. Murobbiyah adalah syaikh, Ibu adalah tempat anak bertanya tentang dunianya. Jangan salahkan apabila
anakmu kritis, anak kritis artinya dia cerdas. Jawablah setiap pertanyaannya
dengan jawaban yg cerdas. Bersiaplah menghadapi pertanyaan sekecil apapun,
sepele apapun, karena itu yg membangun kecerdasan anak. Karena itu, untuk menjadi
seorang ibu kamu harus memperdalam ilmu, belajar sabar, dan
menyiapkan jawaban cerdas untuk pertanyaan tak terduga si kecil.
3. Murobbiyah adalah
komandan, Dia yang memegang kendali anaknya, dia yang mengatur agar si
kecil tidak melenceng dan tetap aman. Harus
teguh, tegas, tapi tetap dengan cinta.
4. Murobbiyah adalah sahabat. Seorang
ibu harus bisa menjadi teman pertama bagi anaknya. Tempat dia mengadu dan berkeluh
kesah. Ikuti setiap perkembangan anak agar kamu bisa selalu menjadi teman di
setiap perkembangannya. Teman juga tempat memberi dan berbagi, tapi dengan
anak, kamulah yg harus selalu memberi dan sabar menghadapinya. Dimulai dengan
menjadi sahabat yang baik bagi teman-temanmu. Ibu yang baik bisa dilihat dari
bagaimana dia bersosialisasi dan memperlakukan teman-temannya. Oleh karena
itu, jadilah sahabat yang baik bagi temanmu, maka kelak kamu akan menjadi
sahabat yang baik bagi anakmu.
*Salah satu syarat
menjadi ibu yang murabbi adalah harus pernah menjadi mutarabbi.
Profil Muslimah Calon Ibu Ideal.
Jasadiyah
-
Memakan
makanan yang halal
-
Menghindari
sumber penyakit
-
Riyadhah
-
Menjaga
penampilan
Fikriyah
Calon ibu harus cerdas secara Reseptif
dan Produktif
-
Reseptif :
Membaca dan menyimak
-
Produktif :
Menulis dan berbicara
Ruhiyah
-
Niat :
Dengan cara menjaga niat dan memperbarui niat.
-
Sabar :
Selalu sabar dalam ketaatan dan sabar dalam meninggalkan maksiat.
-
Tarbiyah :
Menjadi mutarobbiyah dan menjadi murobbiyah.
-
Tawakal :
Proses maksimal dan berserah diri dengan sempurna.
Perampok waktu kita :
-
Selalu
menunda-nunda pekerjaan
-
Telepon
-
Televisi
-
Transportasi
-
Tamu tak
diundang
-
Pertemuan
-
Kurangnya
rencana harian
-
Melakukan
sesuatu secara emosional
-
Tidak bisa
mengatakan tidak
-
Kebiasaan
hidup yang tidak baik.
Wallahu A’laam Bish-Showwaab… Wallahu Waliyyut Taufiq….
Setelah diisi materi yang dibawakan dengan
sangat menarik dan semangat oleh usth. Fauziah, beliau menutup nya dengan
kata-kata singkat “Ta’aruf lebih baik
daripada chatting”. Selanjutnya acara yang penuh inspirasi dan berguna sebagai
modal kita menjadi seorang ibu ini ditutup dengan pembacaan doa oleh Ukh. Ulfah
Sumayyah dan pemberian plakat kepada pembicara.
Semoga bisa memberikan manfaat untuk kita
semua, serta bisa menjadi acuan untuk senantiasa memperbaiki amalan wajib kita
dan amalan-amalan sunnah lainnya. Semangat menjemput keberkahan. Barakallahu
fikum.
RED: Divisi Syiar LDK Al-Iqtishod
Langganan:
Postingan (Atom)
Follow Us
Yuk Lebih dekat dengan kami tak terbatas jarak dan waktu, ruang serta dimensi.