Lembaga Dakwah Kampus Al-Iqtishod Institut Agama Islam Tazkia

Pengecas Ruhani Pemberi Inspirasi

Artikel

Sahabat bisa dapatkan artikel seputar Islam yang bisa menambah pemahaman kita mengenai Islam.

Audio

Download audio kajian dari asatidz terpercaya agar kita lebih mantap dalam memahami agama ini.

Join Us

Dapatkan info mengenai pendaftaran keanggotaan LDK Al Iqtishod terbaru.

Tampilkan postingan dengan label Sunnah. Tampilkan semua postingan

[PRESS RELEASE] PANAHAN DI ERA MILENIAL

aliqtishod.com--Sentul, 12 Rajab 1440 H
Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarokatuh.

Hai Generasi milenial! Ada yang baru pada direksi kali ini. Pengurus LDK Al-Iqtishod bersama dengan KOPI (Komunitas Panahan Tazkia) mengadakan kerjasama untuk membagi pengalaman pada bidang panahan dengan mengusung tema "Panahan di Era Milenial" yang dibawakan oleh Ust. Okta Putra Adhi Prabowo, S.E.I. yang dilaksanakan di Lt. 2 Masjid Andalusia, Sentul City, pada hari Selasa,  19 Maret 2019.

Rasulullah saw sangat menganjurkan agar seorang muslim peduli dengan persiapan untuk berjihad di jalan Allah. Memanah, berenang, dan berkuda merupakan tiga kegiatan yang terkait dengan hal itu. Dan seorang muslim perlu memiliki semangat untuk berjihad di jalan Allah.

Dalam hadis riwayat Muslim,  dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata Rasulullah Saw bersabda "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada  Mukmin yang lemah."

Rasulullah SAW Juga bersabda tentang keutamaan mengajarkan renang, memanah dan berkuda.
"Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah”
[Riwayat sahih Imam Bukhari dan Imam Muslim]

Berlatih memanah adalah olah raga yang menyenangkan, permainan yang mengasyikkan, namun tidak dianggap laghwun dan sia-sia. Banyak sekali motivasi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya untuk belajar memanah.

Panahan juga wasiat dari  Rasulullah Saw,  yang dinyatakan dalam kitab Fadhi Ar-ramyi, no 25, yaitu "Bumi akan ditakhlukan oleh kalian, dan kalian akan tercukupi dari biaya hidup,  maka janganlah salah satu diantara kalian menjadi lemah untuk bermain dengan anak-anak panahnya".

Adab dalam memanah,
1. Tidak meniru-niru seorang ahli panahan tanpa memiliki pengetahuan dasar-dasar panahan karena dengan demikian ia secara tidak sengaja telah menyalahi kaidah dasar tersebut.

2. Tidak memainkan alat panahan, seperti menembakkan busur ke arah orang lain dengan maksud bercanda.

Pic 1. Pemanasan Sebelum melakukan panahan
Pic 2. Rangkaian yang harus dilakukan sebelum melakukan panahan

Pic 3. Peserta sedang mencoba melakukan panahan
Bagaimanakah hukum dalam belajar memanah?

Hukum dalam belajar memanah hukum asalnya adalah boleh, selama tidak ada dalil yang melarangnya. Maka, olahraga memanah, berkuda, bela diri, dan lainnya, asalnya boleh selama tidak ada pelanggaran syar’i serta memenuhi syarat-syarat yang disebutkan para ulama.

Seru kan belajar memanah. So, ayo mulai kita tegakkan sunnah-sunnah rosul, dengan belajar berkuda, berenang dan memanah. InsyaAllah badan akan menjadi sehat dan kuat juga sebagai bentuk persiapan jihad kita nanti.

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarokatuh.

Sekian, Semoga selalu dalam lindungan Allah
Barakallahu fiikum.





Tim Pers,
Syiar Creative

Mengkaribi Jumat

Hai anak Adam, kalian tak lain hanyalah kumpulan hari-hari
Tiap berlalu sepetang dan sepagi, telah hilang bagian diri
(Hasan Al Basri)
---

Jumat

Sebaik-baik hari yang mentari terbit bersinar padanya adalah hari Jumat,” kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seperti direkam oleh Imam Muslim, Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi dan An Nasa’i. “Pada hari itu Adam diciptakan. Pada hari itu dia ditempatkan di dalam surga. Dan pada hari itu pula dia dikeluarkan darinya. Dan tidaklah Kiamat akan terjadi, melainkan di hari Jumat.”

Inilah detak-detik berharga yang menyapa kita di setiap pekannya. Ialah hari yang ditunjukkan Allah pada kaum Muslimin setelah Sabtu suci diambil oleh orang-orang Yahudi nan dimurkai dan Ahad didaku oleh orang-orang Nasrani nan sesat rugi. Pada Jumat, demikian menurut hadist yang dicatat oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, terdapat sebuah saat mustajab yang jika seorang Muslim menetapinya dengan shalat dan berdoa, maka diijabah baginya apa pun yang diminta.

Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian dipanggil untuk shalat dari hari Jumat, maka bergegaslah menuju mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian sekiranya kalian mengetahui.” (QS. Al jumu’ah: 9)

Dari Jumat ke Jumat terjanjikan ampunan, ditambah dengan tiga hari sebagaimana dalam sabda Sang Nabi yang dibawakan Imam Muslim. Imam Al Bukhari mencatat sabda lainnya, bahwa berangkat bergegas padanya di waktu pertama setara dengan berqurban unta gemuk, disusul sapi di waktu kedua, kambing di waktu ketiga, serta ayam dan telur di kesempatan menjelang akhirnya. Ketika Imam telah berdiri menuju mimbar, para malaikat menutup catatannya dan turut menyimak khutbah.

Jumat di lapis-lapis keberkahan adalah Perayaan Adab; maka kita Mandi bersuci, berharum wewangi, bercelak mata, dan mensiwaki gigi; lalu bercermin dan memohon kepada Allah agar Dia hiaskan akhlaq mulia dalam diri.

Jumat di lapis-lapis keberkahan adalah Perayaan Taubat; maka kita berdandan, mengenakan pakaian terbersih, memakai kopiah indah, berselempang surban yang ranggi; kemudian memohon pada Allah ampunan, penghapusan dosa dan ditutupnya aib diri.

Jumat di lapis-lapis keberkahan adalah Perayaan Ibadah; maka kita memperbanyak shalawat atas Rasulullah agar kelak disambut beliau di telaga suci, diberi minum dari Al Kautsar yang wangi, bernaung di bawah panji, dan dikaruniai syafa’at Sang Nabi. Juga membaca surah Al Kahfi agar di antara dua Jumat kita senantiasa dicahayai, serta mentadabburi keteguhan para pemuda gua, semangat belajar Nabi agung Musa, pemilik kebun yang jemawa, serta keperwiraan Dzul Qarnain yang perkasa lagi bijaksana.

Jumat di lapis-lapis keberkahan adalah Perayaan Iman; berjuang agar Allah dan Rasul-Nya lebih kita cintai dari apa pun juga, berupaya agar menyuka dan membeci karena Allah semata, serta tak suka kembali pada jahiliyah lama sebagaimana diri ini benci dimasukkan ke dalam api yang menyala-nyala.

Jumat di lapis-lapis keberkahan adalah Perayaan Islam; kita berserah kepada Rabb yang Maha Kuasa dengan ketaatan sempurna, dan berjihad mengeluarkan manusia dari penyembahan kepada sesame menuju pengabdian pada Allah satu-satu-Nya.

Jumat di lapis-lapis keberkahan adalah Perayaan Ihsan; kita mengibadahi Allah seakan Dia tampak di hadapan, jikapun tak kuasa maka merasakan bahwa Dia senantiasa mengawasi dan memperhatikan. Di dalamnya kita bersungguh menahan kuap, menyimak khutbah, mengeja taat, lalu memohon pada Allah agar Dia karuniakan taqwa di dalam jiwa.

Jumat di lapis-lapis keberkahan adalah Perayaan Ukhuwah; kita menebar senyum, mengulukkan salam, menjabatkan tangan, serta memelukkan bahu. Kita berharap bahwa dengan saling mengenal. Saling memahami, saling menolong, serta saling menyokong, Allah akan mengaruniakan persaudaraan yang sebening prasangka, selembut nurani, sehangat semangat, senikmat pagi, dan sekokoh janji.

----------------------------
Lapis-Lapis Keberkahan
Salim A. Fillah


Ragam Sholat Tarawih Dan Qunut Witir Nabi


Syaikh Al-Albani telah menjelaskan perinciannya dalam kitab yang lain “Shalat Tarawih” (hal.101-105), kemudian disini hendak meringkasnya untuk mempermudah pembaca dan sebagai peringatan.

Cara Pertama
Shalat 13 rakaat yang dibuka dengan 2 rakaat yang ringan atau yang pendek, 2 rakaat itu menurut pendapat yang kuat adalah shalat sunnah ba’diyah Isya’. Atau 2 rakaat yang dikhususkan untuk membuka shalat malam, kemudian 2 rakaat panjang sekali, kemudian 2 rakaat kurang dari itu, kemudian 2 rakaat kurang dari sebelumnya, kemudian 2 rakaat kurang dari sebelumnya, kemudian 2 rakaat kurang dari sebelumnya, kemudian witir 1 kali.

Cara Kedua
Shalat 13 rakaat diaantaranya 8 rakaat salam pada setiap 2 rakaat kemudian melakukan witir 5 rakaat tidak duduk dan salam kecuali pada rakaat kelima.

Cara Ketiga
Shalat 11 rakaat, salam pada setiap 2 rakaat dan witir 1 rakaat.

Cara Keempat
Shalat 11 rakaat, shalat 4 rakaat dengan 1 salam, kemudian 4 rakaat lagi seperti itu kemudian 3 rakaat. Lalu apakah duduk (tasyahud –pent) pada setiap 2 rakaat pada yang 4 dan 3 rakaat? Kami belum mendapatkan jawaban yang memuaskan dalam masalah ini. Tapi duduk pada rakaat kedua dari yang tiga rakaat tidak disyariatkan !.

Cara Kelima
Shalat 11 rakaat diantaranya 8 rakaat, tidak duduk kecuali pada yang kedelapan, (pada yang ke-8 ini –pent) bertsyahud dan bershalawat kepada Nabi Shallaalhu ‘alaihi wa sallam, kemudian berdiri lagi dan tidak salam, kemudian witir 1 rakaat, lalu salam, ini berjumlah 9 rakaat, kemudian shalat 2 rakaat lagi sambil duduk.

Cara Keenam
Shalat 9 rakaat, 6 rakaat pertama tidak diselingi duduk (tasyahud –pent) kecuali pada rakaat keenam dan bershalawat kepada Nabi Shallaalhu ‘alaihi wa sallam dan seterusnya sebagaimana tersebut dalam cara yang telah lau.

Inilah tata cara yang terdapat dari Nabi Shallaalhu ‘alaihi wa sallam secara jelas, dan dimungkinkan ditambah cara-cara yang lain yaitu dengan dikurangi pada setaip cara berapa rakaat yang dikehendaki walaupun tinggal 1 rakaat dalam rangka mengamalkan hadist Rasulullah Shallaalhu ‘alaihi wa sallam yang telah lalu (“…Barangsiapa yang ingin, witirlah dengan 5 rakaat, barangsiapa yang ingin, witirlah dengan 3 rakaat, barang siapa yang ingin,witirlah dengan 1 rakaat) 

[Faedah penting : Berkata Ibnu Khuzaimah dalam “Shahih Ibni Khuzaimah” 2/194, setelah menyebutkan hadist Aisyah dan yang lainnya pada sebagian cara-cara tersebut, maka dibolehkan shalat dengan jumlah yang mana dari yang disukai dari yang telah diriwayatkan daari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya tida larangan bagi siapapun padanya, Saya katakan: Ini difahami sangat sesuai dengan apa yang kita pilih yang konsisten dengan jumlah yang shahih. Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak menambahinya. Segala puji bagi Allah atas taufiq-Nya dan aku meminta Nya untuk menambahi keutamaan-Nya.].

Shalat 5 dan 3 rakaat ini, jika seseorang menghendaki untuk melakukannya dengan 1 kali duduk (tasyahud –pent) dan satu kali salam sebagaimana pada cara kedua, boleh. Dan jika ingin, bisa dengan salam pada setiap 2 rakaat seperti pada cara ketiga dan yang lain dan itu lebih baik. 

Adapun shalat yang 5 dan 3 rakaat denagn duduk (tasyahud –pent) pada setiap 2 rakaat tanpa salam, kita tidak mendapatinya terdapat dari Nabi Shallaalhu ‘alaihi wasallam, pada asalnya boleh, akan tetapi nabi Shallaalhu ‘alaihi wa sallam ketika melarang untuk 3 rakaat dan memberikan alasannya dengan sabda beliau “Jangan serupakan dengan shalat mahgrib…” (diriwayatkan At-Thahawi dan Daruquthni dan selain keduanya lihat “Shalatut Tarawih” hal 99-110) .

Maka bagi yang ingin shalat witir 3 rakaat hendaknya keluar dari cara penyerupaan terhadap mahgrib dan itu dengan 2 cara :

1. Salam antara rakaat genap dan ganjil itu lebih utama.
2. Tidak duduk (tasyahud –pent) antara genap dan ganjil, (yakni pada rakaat kedua –pent).

(Dinukil dari terjemahan kitab “Qiyamu Ramadhan”, karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, edisi Indonesia “Shalat Tarawih Bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ”, Penerjemah : Al-Ustadz Qomar Su’aidi, Bab “Tata Cara Shalat Tarawih”
Hal : 60 – 71, Penerbit “Cahaya Tauhid Press)

"Ringkasan ragam sholat Tarawih & qunut witir Rasulullah"
Salafy.or.id